_ssl.c:880: The handshake operation timed out
Proses menenun dari Kain sutra tussah is similar to that of other silk fabrics, but it incorporates the raw, natural, and uneven nature of Tussah silk fibers. The weaving process involves turning Tussah silk yarns into a cohesive fabric with a specific pattern or texture. Here are the key steps involved in the weaving of Kain sutra tussah:
1. Persiapan Benang: Langkah pertama adalah menyiapkan benang sutra Tussah untuk ditenun. Benang dapat diperoleh dengan memintal serat sutera Tussah yang telah dihilangkan getahnya dan dilunakkan menjadi benang kontinu. Benang-benang ini kemudian dililitkan pada kumparan atau gulungan, siap digunakan dalam proses menenun.
2. Menyiapkan Alat Tenun: Proses menenun dilakukan pada alat tenun, suatu alat yang dirancang untuk menahan benang lusi (longitudinal) dan benang pakan (horizontal) di bawah tekanan. Benang lusi dilekatkan pada rangka alat tenun dan dijaga agar tetap sejajar dan diberi jarak yang sama. Benang pakan dililitkan pada shuttle atau alat lain yang membantu memasukkannya ke dalam benang lusi selama menenun.
3. Warping: Benang lusi dililitkan pada alat tenun dalam proses yang disebut warping. Ini melibatkan melewatkan benang melalui serangkaian pemandu dan menempelkannya ke balok alat tenun. Benang lusi dikencangkan dengan hati-hati untuk memastikan keseragaman dan stabilitas selama menenun.
4. Penarikan: Setelah dibengkokkan, benang lusi dijalin melalui pagar alat tenun dan dianyam dengan pola tertentu, sesuai dengan struktur tenunan yang diinginkan.
5. Menenun: Proses menenun diawali dengan memasukkan benang pakan melalui benang lusi. Hal ini biasanya dilakukan dengan bantuan shuttle, rapier, air-jet, atau alat tenun lainnya, tergantung pada jenis alat tenun yang digunakan. Benang pakan dilewatkan di atas dan di bawah benang lusi dalam urutan yang telah ditentukan untuk menciptakan pola tenun yang diinginkan.
6. Beat-Up: Setelah setiap penyisipan benang pakan, benang pakan yang baru ditambahkan didorong dengan kuat ke baris benang pakan sebelumnya. Proses ini dikenal sebagai "beat-up" dan biasanya dilakukan dengan menggunakan buluh. Proses beat-up memastikan benang pakan kompak dan memiliki jarak yang merata, sehingga menciptakan struktur kain yang kokoh.
7. Mengulangi Proses: Proses menenun dilanjutkan, mengulangi penyisipan benang pakan dan pemukulan hingga seluruh panjang kain selesai.
8. Penyelesaian: Setelah penenunan selesai, kain sutra Tussah diperiksa dengan cermat dan segala penyimpangan diperbaiki. Kain tersebut kemudian dicuci, dikeringkan, dan diselesaikan untuk menyempurnakan penampilan dan teksturnya.
Sepanjang proses penenunan, ketidakteraturan alami dan ciri khas sutra Tussah, seperti teksturnya yang agak kasar dan variasi warnanya, tetap dipertahankan. Kualitas khas ini menambah pesona dan daya tarik kain sutra Tussah, menjadikannya banyak dicari karena keindahan alami dan pedesaannya.