Proses produksi pewarna ikat
Proses tie-dyeing terbagi menjadi dua bagian yaitu tying dan celup. Pewarnaan dilakukan setelah mengikat, menjahit, mengikat, menghiasi dan menjepit kain dalam berbagai kombinasi dengan menggunakan benang, benang, tali dan alat lainnya. Tujuannya adalah untuk berperan dalam mencegah pewarnaan pada bagian kain yang diikat, sehingga bagian kain yang diikat tetap warna aslinya, sedangkan bagian yang tidak diikat warnanya merata. Dengan demikian terbentuknya corak yang tidak rata, lapisan halo warna dan cetakan kerut. Semakin erat dan kencang kain diikat, semakin baik efek anti pewarnaannya. Dapat dicelup menjadi kain pewarna ikat biasa dengan pola teratur, dan juga dapat dicelup menjadi komposisi kompleks yang menunjukkan pola figuratif dan kerajinan tangan yang indah dengan berbagai warna cemerlang, kekanak-kanakan dan sederhana, baru dan anggun. Perpaduan warna biru dan putih seringkali memberikan kesan elegan seperti "celadon", dan kedamaian serta toleransi tercermin di langit tie-dye.
Pencelupan ikat pada umumnya terbuat dari bahan baku kain katun dan kain putih atau kain putih yang dicampur katun dan linen, dan zat warna utamanya berasal dari larutan nila tumbuhan alami seperti Liao Lan, Ban Lan Gen dan Artemisia, khususnya Ban Lan Gen, yang tumbuh di Gunung Cang. Dulu digunakan untuk mewarnai kain, liar di pegunungan, tanaman herba abadi, bunganya kecil-kecil berwarna merah muda, lalu jumlahnya banyak, orang yang mewarnai kain menanamnya sendiri di pegunungan, bagus. Tingginya bisa mencapai setengah manusia, dan dipanen pada bulan Maret dan April setiap tahun, direndam airnya, disuntikkan ke dalam tong pewarna kayu, dicampur dengan kapur atau alkali industri, kemudian dapat digunakan untuk mewarnai kain. Metode produksi pencelupan ikat sangatlah unik, dan buku-buku tua dengan gamblang menggambarkan proses pembuatan pewarna ikat oleh masyarakat zaman dahulu: "'mengambil' segenggam simpul, lalu mewarnai. Artinya, mewarnai, lalu melepaskan simpulnya, di mana simpulnya adalah warna aslinya, selebihnya masih dalam proses pewarnaan, warnanya bagus sekali." Tahapan utama pencelupan ikat adalah pengecatan, pengikatan, perendaman, pencelupan, pengukusan, pengeringan, pembongkaran, pembilasan, penggilingan, dll. Diantaranya, terdapat dua proses utama yaitu pengikatan dan perendaman, dan teknologi kuncinya adalah teknik pengikatan dan keterampilan mewarnai. Peralatan utama dalam pencelupan ikat adalah toples celup, tongkat celup, rangka jemur dan gilingan batu.